Selasa, 27 Desember 2011

Sejarah Film Indonesia








Sejarah film di Indonesia sudah dimulai pada saat Belanda masih menjajah Indonesia. Pada tahun 1900, penduduk Batavia kedatangan gambar bergerak. Dan dari situlah dimulainya sejarah film di Indonesia. Teknologi-teknologi yang dipakai untuk gambar bergerak tersebut pada waktu itu didatangkan dari Negara Eropa. Pada awalnya, pada masa awal kedatangan film di Indonesia yang dulu masih dijajah oleh bangsa Belanda, haya boleh dinikmati oleh penduduk Belanda saja.
Warga pribumi tidak diperbolehkan untuk menonton film. Tetapi, lama kelamaan para warga belanda tersebut merasa bosan sendiri dan merasa jenuh. Oleh karena itu, warga asli Indonesia atau penduduk pribumi mulai diperbolehkan untuk menonton film. Tetapi, tetap diatur, atau dibagi-bagi tentang film yang diperuntukkan untuk warga Belanda dan warga pribumi, tempat menonton warga pribumi dan warga Belanda, serta layanan yang didapat oleh warga pribumi dan warga Belanda. Semua itu dibedakan untuk mengatur strata antara warga Belanda dengan warga asli Indonesia atau warga pribumi. Tetapi, pada waktu tahun-tahun tersebut atau tahun 1900an, film yang ada di Indoensia adalah film Bisu. Jadi yang ada hanyalah gambar bergerak, namun pemeran yang ada di situ tidak berbicara.
Walapun begitu, masyarakat khususnya masyarakat pribumi sudah senang sekali melihat film tersebut. Oleh karena film mulai disukai oleh masyarakat banyak, lalu munculah orang-orang yang berkeinginan untuk membuat film sendiri. Orang-orang tersebut umumnya keturunan eropa dan keturunan cina. Pada tahun 1919 munculah film dengan judul “Timur Untuk Kita”. Walaupun film tersebut masih merupakan film bisu dan belum buatan langsung anak pribumi. Setelah unculnya film tersebut. Keinginan membuat film suga semakin bergelora di beberapa orang yang berkeinginan membuat film.
Di tahun 1926, akhirnya muncul sebuah film yang langsugn dibuat oleh warga pribumi dan merupakan film pertama kali yang dibuat oleh anak bangsa Indonesia. Film tersebut di buat di Bandung. Dan film trsebut berjudul “LUtung Kasarung”. Pada tahun 1930an, film Indonesia mulai berkembang sebagai industry yang cukup dilirik oleh para produser. Pada waktu 1939, ada sebuah wartawan bernama Samiun yang bekerja di wong bersaudara memunculkan ide untuk membuat film sandiwara. Dan setelah itu, para pengusaha film membentuk organisasi film pada yahun 1934.karena film Indonesia mulai berkembang, pemerintah Hindia Belanda lalu membentuk film komisi. Pada tahun 1940an, produksi film di Indonesia menunjukkan peningkatan. Tetapi, setalah jepagn menjajah Indonesia, film di Indonesia berubah haluan. Kantor-kantor perfilman ditutup pemerintah jepang, dan film digunakan untuk sarana propaganda pemerintah jepang dengan cara membangun perusahaan film sendiri. Beberapa waktu berikutnya, diciptakan lagu yagn Berjudul “Citra” yang pada tahun 1946 difilmkan. Dan lagu ini juga menjadi soundtrack di setiap acara FFI sampai sekarang. Setelah proklamasi, film indoensia mulai berkembang lagi, dan tahun 1955 diadakan festifal film Indonesia yang pertama kali. Namun pada tahun 1957,1958,dan 1959 FFI gagal dibentuk.pada masa Orde Lama, antara tahun 1960-1966, dimulailan era pergolakan film.
Pada tahun 1985, di penyelenggaraan FFI ada sedikit kericuhan yang disebabkan isu korupsi. Pada masa pemerintahan Orde Baru, perfilman atau yang biasa disebut FFI berada dibawah naungan kementrian penerangan. Dan film mulai berkembang. Tetapi, pada tahun 1992, FFI terakhir diselenggarakan sebelum FFI mati suri. Setelah cukup lama mati suri, tahun 2000an, film Indonesia mulai bangkit lagi. Film – film karya anak bangsa mulai bermunculan. Mulai dari petualangan sherina, Arisan, AADC, Eifel I’m in love, dan lain – lain. Dan pada tahun 2004, Festifal Film Indonesia mulai diselenggarakan lagi setelah mati suri selama 12 tahun.
Dan pada masa pemerintahan SBY, FFI berada di bawah pembinaan dari departemen pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Tetapi, pada tahun 2006, FFI siributkan soal ketidak puasan para sinesa terhadap film terbaik waktu itu yang dinilai menjiblak film lain. Tetapi, lepas dari itu, film Indonesia blakangan ini mulai bangkit kembali dan mulai menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar